Project
Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru berdasarkan pengalamannya melalui berbagai
presentasi (Joel L Klein et. al, 2009). Project
Based Learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Melalui Project Based Learning, dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum, dapat diberikan contoh sebagai berikut:
a. Sekarang coba perhatikan
bidang ABEF pada gambar kubus ABCD. EFGH berikut ini.
b.
Disebut apakah ruas garis yang menghubungkan
titik sudut B dan E? (jawaban yang diharapkan adalah: diagonal bidang kubus).
c.
Berapa banyak diagonal bidang pada kubus dan
balok? (jawaban yang diharapkan adalah: kubus dan balok mempunyai dua diagonal
bidang.
d.
Penarikan kesimpulan: Karena kubus memiliki 6
bidang sisi, maka kubus memiliki 12
diagonal bidang atau diagonal sisi.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Mengingat bahwa masing-masing siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project
Based Learning memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Adapun karakteristik Project Based Learning adalah siswa
menyelidiki ide-ide penting dan bertanya, siswa menemukan pemahaman dalam
proses menyelidiki, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, menghasilkan produk
dan berpikir kreatif, kritis dan terampil menyelidiki, menyimpulkan materi,
serta menghubungkan dengan masalah dunia nyata, otentik dan isu-isu (Olson, 1993)
Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
The
National Council of Teachers of Mathematics Principles and Standards for School Mathematics (NCTM,
2000) menjelaskan bahwa bahwa Project Based Learning mempunyai
ciri-ciri bahwa: siswa dapat memilih topik atau proyek presentasi, menghasilkan
produk akhir misal presentasi, rekomendasi untuk memecahkan masalah yang
terkait dengan dunia nyata, melibatkan berbagai disiplin ilmu, bervariasi dalam
durasi waktu, menampilkan guru dalam peran fasilitator.
Berdasarkan pendapat sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa Project Based Learning
adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat
tugas-tugas yang kompleks berdasarkan permasalahan (problem) sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntut siswa untuk
melakukan kegiatan merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan siswa untuk bekerja secara
mandiri maupun kelompok. Hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu produk
yang antara lain berupa laporan tertulis atau lisan, presentasi atau rekomendasi.
Ciri-ciri pendekatan Project Based Learning adalah:
a.
adanya permasalahan
atau tantangan kompleks yang diajukan ke siswa;
b.
siswa mendesain proses
penyelesaian permasalahan atau tantangan yang diajukan dengan menggunakan
penyelidikan;
c.
siswa mempelajari dan
menerapkan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai
konteks ketika mengerjakan proyek;
d.
siswa bekerja dalam tim
kooperatif demikian juga pada saat mendiskusikannya dengan guru;
e.
siswa mempraktekkan
berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir
(bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggungjawab,
keterampilan pribadi, belajar melalui pengalaman);
f.
siswa secara berkala
melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
g.
produk akhir siswa
dalam megerjakan proyek dievaluasi
Kelebihan pendekatan Project Based Learning adalah:
a.
meningkatkan motivasi
dan keaktifan siswa
b.
meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan kolaborasi antar siswa, serta keterampilan
siswa dalam mencari informasi dan mengelola informasi
c. mendorong siswa untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi dan memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengorganisasi proyek
d.
menyediakan pengalaman
belajar yang melibatkan siswa sesuai dunia nyata dan membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan
Langkah-langkah pendekatan Project Based Learning dijabarkan
sebagai berikut:
1. Penentuan
proyek
Guru memaparkan topik yang akan
dikaji yaitu: diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus
dan balok. Siswa diberikan tugas untuk menganalisis konsep dan sifat-sifat diagonal
bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal dalam bangun ruang dimenasi tiga.
Tugas ini (proyek) dikerjakan dalam bentuk kerja kelompok. Agar proyek ini tetap
pada koridor pembelajaran maka proyek ini diarahkan dalam bentuk pertanyaan,
diantaranya:
a. Apakah
diagonal bidang selalu menghubungkan titik-titik sudut yang terletak pada
bidang yang sama dan tidak merupakan rusuk bidang?
b. Apakah
diagonal ruang selalu menghubungkan titik-titik sudut yang terletak pada bidang
yang berlainan?
c. Apakah
semua bangun ruang mempunyai diagonal ruang dan bidang diagonal?
d. Bagaimana
cara menentukan panjang diagonal bidang , diagonal ruang pada kubus dan balok?
e. Apa
saja sifat diagonal bidang dan diagonal ruang pada kubus?
f. Apa
saja sifat diagonal bidang dan diagonal ruang
pada balok?
2. Perancangan
langkah-langkah penyelesaian proyek
Siswa merancang langkah-langkah
kegiatan pelaksanaan proyek dari awal sampai akhir penyelesaiannya.
a. Tahap
awal
Guru meminta siswa memilih dan
mengumpulkan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek, misalnya: alat peraga berupa kubus dan balok, penggaris, benang,
kertas, buku penunjang, dan sebagainya. Dan pada tahap ini guru membantu siswa
dalam pembagian tugas diantara mereka dalam menyelesaikan proyek tersebut.
b. Tahap
pelaksanaan
Perancangan inti kegiatan yang akan
dilakukan siswa dalam menentukan konsep dan sifat-sifat diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonal yang dimiliki oleh kubus dan balok. Pada
tahap ini yang dilakukan siswa adalah :
1) membuat
kerangka kubus dan balok dari bahan yang sudah disiapkan,
2) menentukan
jumlah diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal dengan bantuan
kerangka yang telah dibuat.
3) menentukan
sifat-sifat yang dimiliki oleh diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang
diagonal yang dimiliki oleh kubus dan balok.
4) Secara
berkelompok siswa mencatat dan mendiskusikan apa yang telah ditemukannya dalam
kegiatan tersebut.
c. Pada
tahap akhir
Perancangan tindak lanjut apabila proyek
itu terselesaikan, yaitu setiap kelompok membuat laporan secara tertulis dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
3. Penyusunan
jadwal Pelaksanaan Proyek
Pada tahap ini guru memberikan
bimbingan dan membuat kesepakatan dengan siswa
dalam menyelesaikan kegiatan proyek. Pada kegiatan proyek ini dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
a. Pertemuan
pertama
Menentukan diagonal bidang, diagonal
ruang dan sifat-sifatnya pada kubus dan
balok. Waktu yang disepakati adalah 2 x 45 menit siswa diharapkan dapat membuat laporan secara tertulis secara
berkelompok.
b. Pertemuan
yang kedua
Menemukan cara
menentukan panjang diagonal bidang, panjang diagonal pada kubus dan
balok. Waktu yang disepakati adalah 2 x 45 menit siswa diharapkan dapat membuat laporan secara tertulis secara
berkelompok.
c. Pertemuan
yang ketiga
Menentukan sifat-sifat bidang diagonal dan
luas bidang diagonal pada kubus dan balok. Waktu yang disepakati adalah 2 x 45
menit siswa diharapkan dapat membuat
laporan secara tertulis secara berkelompok.
4. Penyelesaian
Proyek
Pada tahap ini setiap siswa
mengerjakan tugas proyek sesuai dengan
pembagian tugas yang sudah dirancang sebelumnya. Guru berperan
memotivasi, mengarahkan, mengkoordinasikan sehingga kegiatan dan proyek siswa
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Bersamaan dengan itu, guru melakukan monitoring terhadap aktivitas siswa
dalam rangka proses penilaian, sesuai dengan indikator-indikator yang telah
ditetapkan, baik aspek apektif, psikomotorik ataupun kognitifnya.
5. Penyampaian
hasil kegiatan
Pada tahap ini siswa membuat
laporan secara tertulis dalam kelompok dan memaparkan atau mempresentasikan
hasil kegiatan proyek di depan kelas.
6. Evaluasi
Proses dan hasil kegiatan
Pada tahap ini guru dan siswa
melakukan refleksi terhadap serangkaian kegiatan yang telah mereka jalani
beserta hasil-hasilnya. Para siswa mendapat kesempatan mengemukakan pengalamannya, kesan-kesan, beserta
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Guru kemudian memberikan berbagai
masukan dan pertimbangan-pertimbangan terkait dengan kualitas kerja mereka.